Lelaki itu baru berusia meranjak 18 tahun, ia baru saja
menghabiskan masa remaja nya. dan kini ia ingin mencoba untuk memulai dalam
kehidupan baru , menjadi untuk orang dewasa dan mencari jati diri. Ia baru saja
Memulai hidup baru, ia mencoba untuk memulai hidup dengan serba sendiri tanpa ada orang yang mengatur hidup nya.
Layak nya seperti anak ingusan yang masih belum mengetahui tentang bagaimana kehidupan nya di dunia ini.
Lelaki yang memiliki tampang biasa dan lugu ini selalu bersifat baik kepada
orang lain. Tanpa memikirkan apakah orang lain itu juga baik terhadap nya.
Hidup nya selalu saja di bodo-bodohi , Hari demi hari terus
di laluinya. Namun jati diri itu belum juga ia temui. ia masih saja seperti air
yang mengalir tak tau kemana arah. Hingga saat ini ia hampir berumur 20 tahun.
Namun perubahan itu juga belum ada dalam diri nya. Orang lain menilai nya masih sangat lugu dan
polos, sehingga mereka pun dengan mudah mempengaruhi nya.
Sifat yang selalu terbuka dan berbaik hati kepada orang lain,
membuat ia seakan merasa selalu di peralati oleh orang-orang yang mementingkan
keuntungan dari orang-orang yang bodoh seperti nya. Memang hidup ini tidak terlepas oleh satu sama lain, kita
tidak bisa hidup sendiri tanpa saling membutuhkan kan, tolong menolong terhadap
sesama. Namun perlahan-lahan pemuda ini mulai berubah. Ea sudah menyadari bahwa
dunia itu memang keras dan kejam.
Teringat dengan kata-kata
Amiruddin, pria yang selalu murah senyum kepada orang lain. Dia adalah
sahabat saya sendiri. Ia mengatakan teman itu mempunya tiga ciri-ciri. Yang
pertama, ada teman yang kita bolehkan hanya masuk sampai di depan pagar rumah
saja, depan pintu, hingga sampai ke dalam kamar. Dan saya sadar bahwa, selama
ini saya selalu di bodohi oleh orang-orang yang mengingin kan keuntungan dari
saya saja. kata-kata manis berbisa itu selalu membuat pikiran saya menjadi
teracuni.
Namun sekarang saya menyadari, bahwa saya itu mempunyai
kelebihan yang tak di miliki oleh orang lain. Saya mempunyai semua apa yang
saya inginkan. Karena dunia ini milik saya, hari-hari yang saya lalui bukan
orang lain yang menentukan. Tapi hati yang selalu mengarahkan kemana kaki itu
harus melangkah.
Saya sangat berterima kasih kepada mereka orang-orang yang
selalu membodohi saya, karena merekalah sekarang saya sadar bahwa orang bodoh
itu tak selama nya bisa di bodohi. Terimakasih saya ucapkan kepada kalian.
0 Response to "Bocah Yang Selalu Di Bodohi"
Posting Komentar