.

.
Latest Updates

Seniman Dari Abdya

Dari kecil memang sudah menyukai dentuman dan bunyi-bunyian seperti rapa’i. “ kalau sudah mendengar rapai, saya tidak bisa tidur kalau belum melihatnya,” kata amir.

Sore itu Hujan deras mengguyur perjalan saya , sehingga membuat kami dipaksakan untuk berhenti ditempat foto copy pak Taisir guru SMA saya dulu. Sambil menikmati hangatnya hidangan kopi di tengah udara yang sejuk.

Karena rasa penasaran dengan pemuda satu ini, saya mencoba mencairkan suasana sambil mencicipi kopi yang agak sedikit manis, sambil tertawa saya pun mencoba untuk bertanya tentang pengalaman  perjalanan hidupnya.

Sukses melakoni dunia seni, hampir seluruh pelosok Indonesia di datangi. Seorang pemuda lulusan Sarjana Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar-Raniry Banda Aceh. Sejak masa kuliah aktif di salah satu Unit Kegiatan Kampus (UKK) Sanggar Seni Seulaweut. Dengan cepat bisa Menguasai semua bidang,  vocal, acting, tari,dan music. Mengantarkan pemuda berkulit putih ini untuk naik turun pesawat, Medan, Jakarta, Bandung, Kalimantan Barat, Riau, Sulawesi tengah, dan Bali sudah di datangi. Dalam berbagai acara dan kegiatan.


Mengaku karena sudah terlalu menyukai dunia seni. Saat mengikuti mata kuliah akhir, kuliah pengabdian masyarakat (kpm), dikampung Lambaru Angan Aceh Besar. Dia juga sempat mengajarkan seni kepada anak-anak kampung tersebut. Hingga sampai mendirikan sebuah sanggar dengan nama Sanggar Seni Bungoeng Jaro.

Setelah menyelesaikan sarjana nya ia pun tidak mau berlama-lama, ia langsung kembali ke kampung halaman desa Lama Inong Aceh Barat daya. Serta membawa ilmu yang telah di timba selama perkuliahan dan tidak lupa ilmu seni yang di tekuni selama belajar di sanggar seni seulaweuet. Aneh seorang sarjana pendidikan agama islam menjadi seorang Seniman, namun itulah hebatnya Amiruddin.


Putra dari pasangan Abbas dan Saunnas ini mengaku memang sudah memiliki bakat dari sejak kecil. Darah seni yang mengalir dari ibunya yang suka merajut, bersyair, membuat ia terbiasa dengan kesenian

"Ingin melanjutkan kuliah di bidang seni, namun waktu itu saya belum tahu tentang dunia perkuliahan, saya tidak tahu bahwa ada jurusan kesenian di Unsyiah, maklum saja karena dari kampung jadi  kami tidak terlalu tau informasi masalah perkuliahan, akhirnya saya hanya mengikuti tes perguruan tinggi di IAIN dan lewat di jurusan pendidikan agama, mendengar bahwa di sana juga ada sanggar Seni Seulaweuet, saya pun langsung bersemangat ingin masuk kesitu," Lanjut Amir

Sempat menganggur beberapa bulan karena belum ada tawaran untuk ia mengajar.  “walaupun belum ada tawaran yang datang, saya selalu mengisi hari-hari dengan meniup seruling dan Rapa’i yang saya punya”. ungkap pemuda murah senyum ini.

Alasan nya mengapa lebih memilih berseni “Seniman itu memberi dengan ikhlas. Menghibur orang lain tanpa mengharap apa pun, karena dalam dunia seni materi itu datang dengan sendirinya,” imbuhnya kembali.
“Mengajar di bidang pendidikan agama tetap, akan tetapi lebih banyak mengajar kesenian di sekolah-sekolah, baik tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Karena abdya sendiri juga masih kurang guru seni,” tambah Amir saat ditanya sela-sela minum kopi.

Seni bagi nya sudah seperti sahabat yang selalu menemani hari-harinya, tanpa seni pemuda ini seakan hidup nya kurang sempurna. Kini ia telah menetap menjadi guru seni di beberapa sekolah, SMA Harapan Persada, SMP Tunas Nusa, Mtsn. Dan juga  menjadi ketua di Dewan kesenian daerah Kabupaten Aceh Barat Daya bidang Musik.

ets...cerita nya belum habis, sabar ya bakalan bersambung.

0 Response to "Seniman Dari Abdya"

Posting Komentar