Minggu (24/11),Hari ini
adalah hari pertama dalam sejarah saya jalan-jalan, mengelilingi kota Banda Aceh
bersama teman-teman komunitas SidomBlogger. Setelah hampir setahun tinggal
disini, tapi saya tidak pernah meluangkan waktu untuk berpergian melihat apa
yang ada di kota yang penuh sejarah. Ya
maklum saja karena saya tidak begitu terlalu suka membuang-buang waktu untuk
hal yang tidak perlu. Namun berbeda dengan hari ini, saya dan teman-teman sidom
pergi berpetualang sekaligus hunting tulisan. Banyak pengalaman dan ilmu yang
saya dapat, ternyata begitu banyak isnpirasi di kota yang punya julukan ‘kutaradja’
ini, yang patut untuk kita tulis dalam sejarah. Sangat disayangkan kalau kita
tidak menikmati apa yang sudah di berikan tuhan kepada kita, seperti tempat
wisata Alam, peninggalan sejarah, dan tempat lainnya.
Pagi jam 9.30, kami
berkumpul di Kherkof (sejarah kuburan belanda), walaupun agak sedikit molor
waktu, maklum men, hari minggu. Kherkof adalah halaman gereja atau kuburan, dimana
tempat dikuburkannya Mayjen Kohler dan para prajuritnya yang tewas saat melawan
Rakyat Aceh, yang ingin menghacurkan Mesjid Raya Baiturrahman. Dan juga tempat
dimana dikuburkannya anak Sultan Iskandar muda yang bernama, Meurah Pupok atau
populer dengan sebutan Peut Jut. Yang dihukum oleh ayahnya sendiri Sultan
Iskandar Muda karena melakukan satu kesalahan besar. menurut sejarah, meurah
pupok ini adalah anak kesayangan Sultan Iskandar Muda atau disebut dengan pocut
yang kemudian berubah menjadi “Peut Jut”. Pada saat sultan menghukum anaknya
lahir ungkapan “Mate Aneuk Meupat Jirat, Gadoh Adat hana Pat Tamita” (hilang
anak tau dimana kuburan, hilang adat tidak tahu kemana dicari) yang menjadi
jati diri dimasyarakat aceh tersendiri.
Oke guys.. .setelah kami
menggali sejarah ditempat ini, kami langsung hijrah ke Musium Tsunami yang
tidak jauh atau tetanggaan dengan
kerkhof itu sendiri. Namun sangat disayangkan kedatangan kami tidak disambut
dengan baik, karena waktu bagi pengujung sudah di tutup, jadi kami hanya
menempatkan untuk istirahat sejenak. Ujar seorang teman saya
Afdal, ri perut saya sudah demo ni, akhirnya kami langsung bergegas mencari
warung nasi , dan setelah itu menuju ke Mesjid Raya Baiturrahman, karena waktu
zuhur pun sudah tiba. Akibat kelelahan, saya,
afdal, dan bg hidayatullah, tertidur tidak sadarkan diri didalam mesjid.
Barulah mulai pertualangan kami, setelah
tertidur cukup lama. Saya dan teman-teman komunitas. Langsung berjalan kaki
menuju ke Taman sari yang katanya lagi ada festival Kopi. Disini kami
seolah-olah seperti awak Media besar yang turun dari Jakarta hahaaa, gaya dikit
gusy, kami mewanwancari stand-stand yang ada di sana, seru bisa dapat kopi
gratis bareng teman-teman Sidom. Tapi
ada satu stand yang membuat saya seakan-akan melengkapi perjalanan hari ini.
Yaitu di stand Sada Coffe. Perbincangan
yang cukup lama terjadi disini. Mursada yang juga pemilik warung kopi (warkop)
sada. Bercerita begitu banyak tentang proses dan mamfaat kopi sehingga membuat sebahagian teman-teman
dari Sidom terpesona dan menetaskan air mata saat mendengarkannya. Ada satu hal yang menarik bagi saya dari
pembicaraannya, yaitu kalau mau pintar minumlah kopi, hilangkan mitos bahwa
minum kopi itu membuat kita bodoh. Karena kopi memberikan seribu Inspirasi saat
kita menikmatinya apa lagi diiringi dengan music jazz dan reagge. Ungkapnya.
Sada Coffe adalah salah
satu warkop yang ternama di Banda Aceh. Kami saja setelah mencobanya lansung
tegila-gila sehingga ingin lagi dan lagi, heheee. warkop ini berbeda dengan yang lain, Sada
Coffe memberikan cirri khas tersendiri kepada para penikmatnya. Dengan harga
yang murah rasa yang begitu nikmat ditemani dengan music jazz melengkapi
suasana warkop tersebut sehingga membuat para pecinta kopi tidak bisa tertidur akan rasanya. Bagi para pecinta kopi yang
penasaran akan kenikmatan kopi Sada, bisa langsung ke Sada Coffe, jln. Senangin
No.21 Lampriet. “Banyak orang yang tidak
ngopi, sekarang jadi penikmat kopi gara-gara simanis yang sangat luar biasa
ini”.
Sampai disinilah
pertualangan kami hari ini, sebagai penutup kami shering-shering dulu dengan
salah satu penulis yang sudah cukup luar bisa juga di dunia Media, Zulham
yusuf.
Banyak pelajaran yang
bisa saya dapati dan juga sahabat baru dalam hidup saya yaitu jalan-jalan, mungkin
sekarang jalan-jalan adalah bagian dari hidup saya. Karena jalan-jalan banyak
memberikan ilmu pelajaran dan inspirasi-inpirasi baru bagi saya.
Berikut foto-foto perjalanan kami.
Musium Tsunami
perkarangan dan pintu masuk kherkof
makam meurah pupok yang ada di perkarangan kuburan belanda
istirahat sejenak di musium tsunami
wawancara dengan penjaga stand, di acara festival kopi, taman sari.
teman-teman Komunitas SidomBlogger
keren-keren...:D
BalasHapus