Perbuatan tingkah laku Polisi lalu Lintas (Polantas) saat ini semakin menjadi-menjadi. Pemerasan yang dilakukan kini kian semarak, khususnya dikalangan mahasiswa. Dengan modus razia (tilang), dan mahasiswa dijadikan sebagai targetnya.
Seperti
kasus Jumat pagi (6/12). pagi itu saya bersamaan dengan dua orang teman saya.
Melihat seorang polisi sedang memberhentikan seorang pengendara motor dan
menariknya tepat di depan warkop Osra, tepat dimana kami sedang menikmati kopi pagi pancung yang manis hangat di gelas kaca kecil. Diam-diam saya mencoba memerhatikan tingkah
laku polisi tersebut dari balik tembok didepan tempat yang saya duduki. Mendengarkan pembicaaraan di antara mereka. Pengendara tersebut adalah seorang
mahasiswa Iain Ar-Raniry yang hendak pergi kekampusnya. Ketika waktu itu
mahasiswa tersebut tidak mengenakan helm yang dibawanya, karena memakai topi
peci dengan alasan hari jum’at.
Polisi
: kenapa kamu tidak memakai helm? Dengan suara keras
Mahasiswa
: karena hari ini hari jum’at pak. Jawab rasa takut
Polisi
: apa hubungannya dengan hari jum’at? berani sekali kamu tidak memakai helm,
memang peci itu bisa lindungi kamu apa? Semakin di bentaknya.
Mahasiswa
: bukan seperti itu pak, karena saya ada midterm halaqah (pengajian) di kampus,
makanya saya memakai peci, tapikan saya ada membawa helm. Dengan gemetar iya
menjawabnya.
Polisi
: aahh, banyak alasan kamu, lalu menarik kunci motor mahasiswa tersebut.
Barulah sang polisi nakal ini mulai mengemis dan memeras sang mahasiswa.
Polisi
: ya sudah sekarang kamu saya denda atau saya tilang saja ya, kalau tidak
motormu saya tahan.
Mahasiswa
: jangan pak, hari ini saya ada ujian saya mohon tolong lepasin saya pak. Apa
salah saya, saya semuanya ada dan lengkap. Hanya saja saya tidak memakai helm
karena ada peci. Saya mintak maaf pak lain kali tidak mengulanginya lagi mohon
pak. Anak ini semakin takut karena ia hendak mengikuti final.
Polisi
: Tidak alasan, kamu tetap salah. Yasudah sekarang damai-damai saja. Kamu enak
saya enak, kamu saya kenakan denda 100 ribu. Kalau tidak motormu tetap saya
tahan.
Mahasiswa
: saya tidak punya uang pak.
Polisi
: yasudah berarti motormu saya tahan. Polisi tersebut menjawabnya, tetapi
seperti orang berfikir. Tiba-tiba polisi tersebut, ya sudahlh karena saya
sayang sama kamu, berapa kamu punya uang?
Mahasiswa
: membuka dompetnya, Cuma ada 50 ribu pak.
Polisi
: ya sudah tidak apa-apa, polisi tersebut memberikan kunci motor mahasiswa itu.
Sekarang kamu saya lepas dan jangan mengulanginya lagi.
Mahasiswa
: terimaksih banyak pak. Sambil menyalami polisi tersebut.
Dari
kejadian diatas, layakkah seorang polisi seperti itu? mari kita berfikir secara
akal sehat. Kenapa tidak polisi tersebut hanya sekedar menceramahinya saja. Kan
dia tidak terlalu bersalah hanya saja tidak mengenakan helm karena dengan
alasan hari juma’at, tapi dia tetap membawa helmnya. Berarti anak ini mematuhi
peraturan lalu lintas dan takut akan hukuman.
Setelah
itu sang polisi kembali ke jalan dan bertugas. Selang beberapa menit kemudian
polisi tersebut dengan satu orang temannya, masuk ke warkop ditempat kami minum
kopi pagi. Yang membuat saya sedikit emosi. Polisi ini makan dan minum
kopi, dengan uang anak yang dia rampas tadi. Sambil tertawa bersama temannya.
Dengan pembicaraan yang saya dengar, “pagi ini saya dapat 50, untung ada anak
bodoh itu. Sambil tertawa.
Coba
kita bayangkan apa bedanya mereka dengan pengemis biasa yang mengemis
dipersimpangan-persimpangan kota. Bedanya hanya saja pengemis biasa menggunakan
modus seperti membawa anaknya, dan mereka sambil membawa sejata (pistol)
disakunya. Lebih baik kita memberikan uang tersebut kepada pengemis biasa
ketimbang mereka.
Seorang
polisi (polantas), seharusnya dia menjaga keamanan lalu lintas jalan,
mengayomi, dan melayani masyarakat. Mereka telah diberi gaji oleh pemerintah,
mungkin apakah gaji tersebut masih kurang bagi mereka. Kita tidak tau sehingga
mereka mengemis dan meminta-minta kepada pengendara bermotor. Mungkin ini bisa
jadi perhatian dari pihak pemerintah.
Waspada
dan hati-hatilah, dengan polisi yang nakal seperti ini. Lawan saja kalau
memang yakin bahwa anda benar tidak
bersalah.
Terimakasiihh….
Semoga bermamfaat, dan memberikan pelajaran bagi kita semua.
itu aparat keparat namanya..
BalasHapusjika aparat tdk banyak ada kemungkinan kita bisa lolos.
syrat pertama:
Pastikan anda mempunyai 2 kunci kereta.kunci yg satunya lagi anda bawa di kantong anda selalu..
Ketika anda ditilang pastinya kunci anda ditarik. usahakan jangan segera memberikan stnk anda. usahakan polisi itu jauh dr kereta anda atau ketika dia bosan ngomong dgn kita pasti dia berdiri dijalan dan mencari korban lain.
nah disinilah saatnya anda beraksi. ambil kunci kereta dalam kantong anda, cepat2 anda bawa kereta anda..
eittss,jangan lupa pamit/clakson polisi ketika jarak mulai jauh...
hahahah
wah... ulasan dibawah lebih oke... aparat keparat...
Hapusada apa ini ?