26 desember
adalah hari yang sangat bersejarah bagi masyarakat Aceh. Gempa dan gelombang
tsunami yang melanda beberapa tahun silam menghabisi jutaan nyawa manusia. 9 tahun sudah tsunami berlalu, mengingatkan kita kembali akan kesedihan
bagi rakyat Aceh saat tsunami dulu. Orang tua, saudara,sahabat,tetangga, dan
orang disekelilinginya, hilang di hempas oleh sang ombak, bahkan hingga sampai
sekarang belum ditemui dimana jasat saudara mereka berada. Pagi
itu semua
mata tak hentinya-hentinya mengeluarkan air matanya. Mereka semua takut, berlarian bahkan sampai
ada yang berpisah dengan anak,suami,istri, bahkan saudara-saudara mereka. Hingga sampai ke keluarga yang
dikampug yang jauh dengan ibu kota. Mereka semua cemas akan teringat sang anak
yang sedang menuntut ilmu disana.
26
desember 2013, tepat 9 tahun hari peringatan tsunami. Seluruh masyarakat Aceh
bersyikir memanjatkan doa, ada yang berziarah kekuburan massal dan merekapun
memanjatkan doa bersama disana. Terlihat
jelas masih diraut wajah mereka saat berzikr masih menyimpan kesedihan yang
begitu mendalam.
Pagi
ini saya ikut larut dalam duka, seakan seperti saya sedang dalam mengalami
kejadian tsunami tempo dulu. Zulfahmi Ikhsan, teman seruang dengan saya menceritakan tentang
kejadian saat tsunami yang menimpanya. “Saya
tinggal di Lampaseh kota, pagi itu saya sedang latihan bola di lapangan blang
padang, tiba-tiba gempa begitu besar. Sayapun takut dan langsung bergegas
pulang kerumah. Alhamdulillah keluarga saya tidak kenapa-kenapa. Karena saya
pikir sudah tidak kenapa-kenapa lagi, saya pun keluar rumah dan melihat toko-toko
yang hancur. Setelah itu tiba-tiba suara gemuruh ombak terdengar dan semua
orang pada berlarian, karena katanya ie ka di ek (air sudah naik) .saya langsung mencari ibu saya, karena
waktu itu saya tidak bersama keluarga lagi, tapi ibu saya tidak ketemu. Karena
airpun sudah naik saya langsung lari naik
keatas runtuhan toko, dan sempat dibawa oleh air hingga ke jalan Muhammad Jam.
Ketika di dalam air itu saya tidak bisa melihat apa-apa, banyak kayu yang
menimpai saya, shingga saya tersangkut didalam air dan kaki saya terluka parah
akibat terkena runtuhan kayu. Saya pikir saya memang sudah tiada Alhamdulillah
ada abang-abnag yang menolong lalu membawa saya ke mesjid Baiturrahman dan
disinilah saya bisa selamat.”
Sungguh
luar biasa teguranmu ya Allah Semoga para-para syuhada, saudara, keluarg kami,
ditempatkan ditempat yang sangat istimewa disisi mu. Dan semoga ini menjadi
pelajaran bagi kita semua.
Aceh
kini kembali bangkit, bahkan begitu luar
biasa tidak seperti yang kita pikirkan, berkat bantuan saudara-saudara kita,
kini aceh kembali menyonsong kegemilangannya. Dan orang-orang asing atau
wisatawanpu begitu banyak berdatangan. Untuk melihat peninggalan-peninggalan
sejarah tsunami dulu. Seperti pltd apung yang dibawa ole gelobang tsunami +/- 5km dari laut ke daratan Desa Punge Blang Cut, kapal nelayan yang naik ke atas atap rumah di Lampulo dan menyelamat sekitar 15 orang, mesjid-mesjid yang dekat dengan laut tetapi
selamat dari besarnya ombak tsunami, dan masih banyak peninggalan lainnya.
Mesjid Pasca Tsunami |
Objek Wisata Tsunami, PLTD Apung |
Kapal Diatas Atap Rumah |
Musium Tsunami |
0 Response to "Mengenang 9 Tahun Tsunami"
Posting Komentar