.

.
Latest Updates

Ngabuburit Di Kota Klasik

Udara dingin menghembus pori-pori, langit tampak bewarna abu-abu tua. Pertanda bahwa musim hujan telah kembali. Jauh sebelum memasuki perkarangan, berbagai model rool pancingan terlihat disana. Puluhan mata pancing terlihat dari dalam laut yang hijau. Bangunan tua  itu kini telah menjadi tempat wisata, halaman luas dengan rumput hijau, mengarah ke laut.

Lama sudah tidak menikmati udara di sana, terpintas di benak untuk ingin menikmati nya. Bulan ramadhan banyak cara bagi semua orang untuk mengisi waktu kosong, sambil menunggu waktu berbuka atau istilah sekarang Ngabuburit. Yang lebih populer di kalangan anak muda, begitu juga hal nya dengan saya.

Bersama seorang sahabat yang sudah lama tak bersua Amiruddin. Saya menyusuri jalan kota blang pidie, sambil menikmati idahnya pemandangan sore, kanan dan kiri hingga ke sana. Dermaga, itulah sebutan masyarakat disini. Tempat dimana para remaja, anak muda berkumpul,bermain dan juga para mancing mania.




Tiba disana ternyata kami sudah sedikit telat, hampir semua sela-sela di dermaga sudah dipenuhi oleh para pengunjung. Tempat ini memang selalu ramai di penuhi sore harinya. Kata Amiruddin, “di sini juga di sebut dengan tempat perjumpaan. Maksudnya, tempat dimana para remaja bertemu dengan pasangan nya,” tutur Amir sambil tertawa.



Seperti sahabat saya satu ini, sering di panggil dengan pak Adi. Seorang guru matematika dengan tubuh mungil berkulit kuning langsat, ea suka menghabiskan waktu sore nya untuk memangcing. Kami bertemu dengan nya disana.  Katanya sih sambil menunggu waktu berbuka. Dengan muka serius ia terus menatap mata pancing. Tampak nya ea sedikit kesal karena belum satu ikan pun ea dapat kan. Hari ini nasip nya kurang beruntung. “Anda kurang beruntung. Coba lagi.” Kata saya sambil bercanda


“Memang kalau mancing itu di butuhkan skill juga ya,” tanya saya dengan muka agak sedikit serius. “Sebenarnya mancing itu tidak ada skil tersindiri, hanya saja kita harus sabar. Dan karena hobi juga,” jawab nya sambil tertawa dan menarik pancingan nya.

Kapal nelayan berbaris menghiasi pemandangan di sore hari. Para remaja biasanya menghabiskan waktu sorenya disini, untuk menikmati indahnya kilauan sunset, terlihat di sudut-sudut dermaga para remaja sedang asik menjepret-jepret momen indah dengan kamera hp nya.



Saya juga tidak menyia-nyiakan waktu, ingin melepaskan rasa keinginan hati, saya juga tidak ketinggalan untuk mengambil beberapa momen disana. Pukul sudah 18.00, menyisakan 30 menit lagi menunggu waktu menjelang berbuka, akhirnya kami pun bergegas pulang dan menyempat kan untuk mengililingi kota kecil klasik Blang Pidie, Aceh Barat Daya. 

0 Response to "Ngabuburit Di Kota Klasik"

Posting Komentar