.

.
Latest Updates

Sangat Luar Biasa Wali Nanggroe Itu

Sangat Luar Biasa Wali Nanggroe Itu
Puluhan mahiswa yang tergabung dalam Suara Independent Mahasiswa Aceh (SIMA) UIN Ar-Raniry. Demo mendesak Wali Nanggroe Mahlik Mahmud, untuk menjadi khatib shalat jum’at di masji raya Baiturrahman Banda Aceh. Mereka meminta agar paduka yang mulia membuat jadwal untuk menjadi imam di setiap Masjid dari 32 kabuten yang ada di aceh, bertujuan agar masyarakat aceh bisa merasakan kehadiran nya. ungkap salah seorang pendemo kepada saya saat itu.

Ngabuburit Di Kota Klasik

Udara dingin menghembus pori-pori, langit tampak bewarna abu-abu tua. Pertanda bahwa musim hujan telah kembali. Jauh sebelum memasuki perkarangan, berbagai model rool pancingan terlihat disana. Puluhan mata pancing terlihat dari dalam laut yang hijau. Bangunan tua  itu kini telah menjadi tempat wisata, halaman luas dengan rumput hijau, mengarah ke laut.

Lama sudah tidak menikmati udara di sana, terpintas di benak untuk ingin menikmati nya. Bulan ramadhan banyak cara bagi semua orang untuk mengisi waktu kosong, sambil menunggu waktu berbuka atau istilah sekarang Ngabuburit. Yang lebih populer di kalangan anak muda, begitu juga hal nya dengan saya.

Bersama seorang sahabat yang sudah lama tak bersua Amiruddin. Saya menyusuri jalan kota blang pidie, sambil menikmati idahnya pemandangan sore, kanan dan kiri hingga ke sana. Dermaga, itulah sebutan masyarakat disini. Tempat dimana para remaja, anak muda berkumpul,bermain dan juga para mancing mania.

Nasi Setan Warung Buk Lin

Nasi Setan Warung Buk Lin
Azan ashar baru saja berkumandang, rumah bantuan dengan tampak sederhana ini. Masih saja ramai di padati pengunjung, puluhan sepeda motor dan beberapa mobil mewah masih berjejeran disana. Rumah bantuan yang di sulap menjadi warung sederhana ini bernama warung Buk Lin. Rumah satu pintu yang tidak memiliki hiasan khusus agar lebih menarik pengunjung seperti rumah makan umumnya.

Tak ada pula kesan mewah dan unik seperti hotel berbintang di sana. Yang terlihat hanyalah warung biasa yang di depannya di penuhi oleh parkir kendaraan para pengunjung. Meski berpenampilan warung  biasa bukan berarti di gerai ini biasa-biasa saja. Para Pengunjung bukan hanya dari kalangan bawah, remaja, orang tua,tetapi juga dari kalangan atas hampir semua mengunjungi warung ini.

Berbagai macam pilihan menu tersaji pada daftar menu. Seperti, Mie bakso, Nasi goring, soto. Namun, ada satu menu yang menarik perhatian sebagian besar pengunjung warung ini. Menu itu bernama Nasi Setan, ya nasi setan merupakan salah satu pilihan menu dari menu-menu lainnya. Memang namaya tampak mengerikan namun nasi ini menjadi menu andalan di warung Buk Lin.

Nasi Setan memiliki rasa khas. Kuliner ini kaya akan rasa dan pedasnya yang meneteskan air mata membuat lidah menari dan muka berubah menjadi merah seakan seperti nama nya  sendiri. Itulah alasan kenapa para peningmat nasi setan memilih menu ini menjadi menu favorite mereka.  

Menu ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi para pengunjung di banding menu lain. Untuk makanan ini tersedia beberapa varian, nasi setan level satu hingga level lima. Nasi Setan adalah nasi yang di goreng sama seperti nasi biasanya, namun yang membedakan nya dengan yang lain karena cabe rawit yang di taburi sesuai pesanan tingkat kepedasan.  Level pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima.

Warung Buk Lin ini terletak di kampung Jawa, Jalan Pawang Hitam yang berjarak sekitar 10 menit dari pusat kota dan 30 menit dari Darussalam kota Mahasiswa.

Bersambung...............!






Bocah Yang Selalu Di Bodohi

Bocah Yang Selalu Di Bodohi
Lelaki itu baru berusia meranjak 18 tahun, ia baru saja menghabiskan masa remaja nya. dan kini ia ingin mencoba untuk memulai dalam kehidupan baru , menjadi untuk orang dewasa dan mencari jati diri. Ia baru saja Memulai hidup baru, ia mencoba untuk memulai hidup dengan serba sendiri  tanpa ada orang yang mengatur hidup nya.

Layak nya seperti anak ingusan yang masih belum mengetahui  tentang bagaimana kehidupan nya di dunia ini. Lelaki yang memiliki tampang biasa dan lugu ini selalu bersifat baik kepada orang lain. Tanpa memikirkan apakah orang lain itu juga baik terhadap nya.

Hidup nya selalu saja di bodo-bodohi , Hari demi hari terus di laluinya. Namun jati diri itu belum juga ia temui. ia masih saja seperti air yang mengalir tak tau kemana arah. Hingga saat ini ia hampir berumur 20 tahun. Namun perubahan itu juga belum ada dalam diri nya. Orang lain menilai nya masih sangat lugu dan polos, sehingga mereka pun dengan mudah mempengaruhi nya.

Sifat yang selalu terbuka dan berbaik hati kepada orang lain, membuat ia seakan merasa selalu di peralati oleh orang-orang yang mementingkan keuntungan dari orang-orang yang bodoh seperti nya. Memang hidup ini tidak terlepas oleh satu sama lain, kita tidak bisa hidup sendiri tanpa saling membutuhkan kan, tolong menolong terhadap sesama. Namun perlahan-lahan pemuda ini mulai berubah. Ea sudah menyadari bahwa dunia itu memang keras dan kejam.

Teringat dengan kata-kata  Amiruddin, pria yang selalu murah senyum kepada orang lain. Dia adalah sahabat saya sendiri. Ia mengatakan teman itu mempunya tiga ciri-ciri. Yang pertama, ada teman yang kita bolehkan hanya masuk sampai di depan pagar rumah saja, depan pintu, hingga sampai ke dalam kamar. Dan saya sadar bahwa, selama ini saya selalu di bodohi oleh orang-orang yang mengingin kan keuntungan dari saya saja. kata-kata manis berbisa itu selalu membuat pikiran saya menjadi teracuni.

Namun sekarang saya menyadari, bahwa saya itu mempunyai kelebihan yang tak di miliki oleh orang lain. Saya mempunyai semua apa yang saya inginkan. Karena dunia ini milik saya, hari-hari yang saya lalui bukan orang lain yang menentukan. Tapi hati yang selalu mengarahkan kemana kaki itu harus melangkah.

Saya sangat berterima kasih kepada mereka orang-orang yang selalu membodohi saya, karena merekalah sekarang saya sadar bahwa orang bodoh itu tak selama nya bisa di bodohi. Terimakasih saya ucapkan kepada kalian.

Seniman Dari Abdya

Dari kecil memang sudah menyukai dentuman dan bunyi-bunyian seperti rapa’i. “ kalau sudah mendengar rapai, saya tidak bisa tidur kalau belum melihatnya,” kata amir.

Sore itu Hujan deras mengguyur perjalan saya , sehingga membuat kami dipaksakan untuk berhenti ditempat foto copy pak Taisir guru SMA saya dulu. Sambil menikmati hangatnya hidangan kopi di tengah udara yang sejuk.

Karena rasa penasaran dengan pemuda satu ini, saya mencoba mencairkan suasana sambil mencicipi kopi yang agak sedikit manis, sambil tertawa saya pun mencoba untuk bertanya tentang pengalaman  perjalanan hidupnya.

Sukses melakoni dunia seni, hampir seluruh pelosok Indonesia di datangi. Seorang pemuda lulusan Sarjana Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar-Raniry Banda Aceh. Sejak masa kuliah aktif di salah satu Unit Kegiatan Kampus (UKK) Sanggar Seni Seulaweut. Dengan cepat bisa Menguasai semua bidang,  vocal, acting, tari,dan music. Mengantarkan pemuda berkulit putih ini untuk naik turun pesawat, Medan, Jakarta, Bandung, Kalimantan Barat, Riau, Sulawesi tengah, dan Bali sudah di datangi. Dalam berbagai acara dan kegiatan.


Mengaku karena sudah terlalu menyukai dunia seni. Saat mengikuti mata kuliah akhir, kuliah pengabdian masyarakat (kpm), dikampung Lambaru Angan Aceh Besar. Dia juga sempat mengajarkan seni kepada anak-anak kampung tersebut. Hingga sampai mendirikan sebuah sanggar dengan nama Sanggar Seni Bungoeng Jaro.

Setelah menyelesaikan sarjana nya ia pun tidak mau berlama-lama, ia langsung kembali ke kampung halaman desa Lama Inong Aceh Barat daya. Serta membawa ilmu yang telah di timba selama perkuliahan dan tidak lupa ilmu seni yang di tekuni selama belajar di sanggar seni seulaweuet. Aneh seorang sarjana pendidikan agama islam menjadi seorang Seniman, namun itulah hebatnya Amiruddin.


Putra dari pasangan Abbas dan Saunnas ini mengaku memang sudah memiliki bakat dari sejak kecil. Darah seni yang mengalir dari ibunya yang suka merajut, bersyair, membuat ia terbiasa dengan kesenian

"Ingin melanjutkan kuliah di bidang seni, namun waktu itu saya belum tahu tentang dunia perkuliahan, saya tidak tahu bahwa ada jurusan kesenian di Unsyiah, maklum saja karena dari kampung jadi  kami tidak terlalu tau informasi masalah perkuliahan, akhirnya saya hanya mengikuti tes perguruan tinggi di IAIN dan lewat di jurusan pendidikan agama, mendengar bahwa di sana juga ada sanggar Seni Seulaweuet, saya pun langsung bersemangat ingin masuk kesitu," Lanjut Amir

Sempat menganggur beberapa bulan karena belum ada tawaran untuk ia mengajar.  “walaupun belum ada tawaran yang datang, saya selalu mengisi hari-hari dengan meniup seruling dan Rapa’i yang saya punya”. ungkap pemuda murah senyum ini.

Alasan nya mengapa lebih memilih berseni “Seniman itu memberi dengan ikhlas. Menghibur orang lain tanpa mengharap apa pun, karena dalam dunia seni materi itu datang dengan sendirinya,” imbuhnya kembali.
“Mengajar di bidang pendidikan agama tetap, akan tetapi lebih banyak mengajar kesenian di sekolah-sekolah, baik tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Karena abdya sendiri juga masih kurang guru seni,” tambah Amir saat ditanya sela-sela minum kopi.

Seni bagi nya sudah seperti sahabat yang selalu menemani hari-harinya, tanpa seni pemuda ini seakan hidup nya kurang sempurna. Kini ia telah menetap menjadi guru seni di beberapa sekolah, SMA Harapan Persada, SMP Tunas Nusa, Mtsn. Dan juga  menjadi ketua di Dewan kesenian daerah Kabupaten Aceh Barat Daya bidang Musik.

ets...cerita nya belum habis, sabar ya bakalan bersambung.