Puluhan mahiswa yang tergabung dalam Suara Independent
Mahasiswa Aceh (SIMA) UIN Ar-Raniry. Demo mendesak Wali Nanggroe Mahlik Mahmud,
untuk menjadi khatib shalat jum’at di masji raya Baiturrahman Banda Aceh. Mereka
meminta agar paduka yang mulia membuat jadwal untuk menjadi imam di setiap
Masjid dari 32 kabuten yang ada di aceh, bertujuan agar masyarakat aceh bisa merasakan
kehadiran nya. ungkap salah seorang pendemo kepada saya saat itu.
Ngabuburit Di Kota Klasik
Udara dingin menghembus pori-pori, langit tampak bewarna abu-abu tua.
Pertanda bahwa musim hujan telah kembali. Jauh sebelum memasuki perkarangan,
berbagai model rool pancingan terlihat disana. Puluhan mata pancing terlihat dari
dalam laut yang hijau. Bangunan tua itu
kini telah menjadi tempat wisata, halaman luas dengan rumput hijau, mengarah ke
laut.
Lama sudah tidak menikmati udara di sana, terpintas di benak untuk ingin
menikmati nya. Bulan ramadhan banyak cara bagi semua orang untuk mengisi waktu
kosong, sambil menunggu waktu berbuka atau istilah sekarang Ngabuburit. Yang
lebih populer di kalangan anak muda, begitu juga hal nya dengan saya.
Bersama seorang sahabat yang sudah lama tak bersua Amiruddin. Saya
menyusuri jalan kota blang pidie, sambil menikmati idahnya pemandangan sore, kanan
dan kiri hingga ke sana. Dermaga, itulah sebutan masyarakat disini. Tempat dimana
para remaja, anak muda berkumpul,bermain dan juga para mancing mania.
Posted by Unknown
at 07.58,
Add Comment
Read more
Nasi Setan Warung Buk Lin
Azan ashar baru
saja berkumandang, rumah bantuan dengan tampak sederhana ini. Masih saja ramai
di padati pengunjung, puluhan sepeda motor dan beberapa mobil mewah masih
berjejeran disana. Rumah bantuan yang
di sulap menjadi warung sederhana ini bernama warung Buk Lin. Rumah
satu pintu yang tidak memiliki hiasan khusus agar lebih menarik pengunjung seperti
rumah makan umumnya.
Tak ada pula
kesan mewah dan unik seperti hotel berbintang di sana. Yang terlihat hanyalah
warung biasa yang di depannya di penuhi oleh parkir kendaraan para pengunjung. Meski
berpenampilan warung biasa bukan berarti
di gerai ini biasa-biasa saja. Para Pengunjung bukan hanya dari kalangan bawah,
remaja, orang tua,tetapi juga dari kalangan atas hampir semua mengunjungi warung ini.
Berbagai macam
pilihan menu tersaji pada daftar menu. Seperti, Mie bakso, Nasi goring, soto.
Namun, ada satu menu yang menarik perhatian sebagian besar pengunjung warung
ini. Menu itu bernama Nasi Setan, ya nasi setan merupakan salah satu pilihan
menu dari menu-menu lainnya. Memang namaya tampak mengerikan namun nasi ini
menjadi menu andalan di warung Buk Lin.
Nasi Setan
memiliki rasa khas. Kuliner ini kaya akan rasa dan pedasnya yang meneteskan air
mata membuat lidah menari dan muka berubah menjadi merah seakan seperti nama
nya sendiri. Itulah alasan kenapa para peningmat
nasi setan memilih menu ini menjadi menu favorite mereka.
Menu ini mempunyai
daya tarik tersendiri bagi para pengunjung di banding menu lain. Untuk makanan
ini tersedia beberapa varian, nasi setan level satu hingga level lima. Nasi
Setan adalah nasi yang di goreng sama seperti nasi biasanya, namun yang
membedakan nya dengan yang lain karena cabe rawit yang di taburi sesuai pesanan
tingkat kepedasan. Level pertama, kedua,
ketiga, keempat, dan kelima.
Warung Buk Lin
ini terletak di kampung Jawa, Jalan Pawang Hitam yang berjarak sekitar 10 menit
dari pusat kota dan 30 menit dari Darussalam kota Mahasiswa.
Bersambung...............!
Posted by Unknown
at 11.15,
7 Comments
Read more
Bocah Yang Selalu Di Bodohi
Lelaki itu baru berusia meranjak 18 tahun, ia baru saja
menghabiskan masa remaja nya. dan kini ia ingin mencoba untuk memulai dalam
kehidupan baru , menjadi untuk orang dewasa dan mencari jati diri. Ia baru saja
Memulai hidup baru, ia mencoba untuk memulai hidup dengan serba sendiri tanpa ada orang yang mengatur hidup nya.
Layak nya seperti anak ingusan yang masih belum mengetahui tentang bagaimana kehidupan nya di dunia ini.
Lelaki yang memiliki tampang biasa dan lugu ini selalu bersifat baik kepada
orang lain. Tanpa memikirkan apakah orang lain itu juga baik terhadap nya.
Hidup nya selalu saja di bodo-bodohi , Hari demi hari terus
di laluinya. Namun jati diri itu belum juga ia temui. ia masih saja seperti air
yang mengalir tak tau kemana arah. Hingga saat ini ia hampir berumur 20 tahun.
Namun perubahan itu juga belum ada dalam diri nya. Orang lain menilai nya masih sangat lugu dan
polos, sehingga mereka pun dengan mudah mempengaruhi nya.
Sifat yang selalu terbuka dan berbaik hati kepada orang lain,
membuat ia seakan merasa selalu di peralati oleh orang-orang yang mementingkan
keuntungan dari orang-orang yang bodoh seperti nya. Memang hidup ini tidak terlepas oleh satu sama lain, kita
tidak bisa hidup sendiri tanpa saling membutuhkan kan, tolong menolong terhadap
sesama. Namun perlahan-lahan pemuda ini mulai berubah. Ea sudah menyadari bahwa
dunia itu memang keras dan kejam.
Teringat dengan kata-kata
Amiruddin, pria yang selalu murah senyum kepada orang lain. Dia adalah
sahabat saya sendiri. Ia mengatakan teman itu mempunya tiga ciri-ciri. Yang
pertama, ada teman yang kita bolehkan hanya masuk sampai di depan pagar rumah
saja, depan pintu, hingga sampai ke dalam kamar. Dan saya sadar bahwa, selama
ini saya selalu di bodohi oleh orang-orang yang mengingin kan keuntungan dari
saya saja. kata-kata manis berbisa itu selalu membuat pikiran saya menjadi
teracuni.
Namun sekarang saya menyadari, bahwa saya itu mempunyai
kelebihan yang tak di miliki oleh orang lain. Saya mempunyai semua apa yang
saya inginkan. Karena dunia ini milik saya, hari-hari yang saya lalui bukan
orang lain yang menentukan. Tapi hati yang selalu mengarahkan kemana kaki itu
harus melangkah.
Saya sangat berterima kasih kepada mereka orang-orang yang
selalu membodohi saya, karena merekalah sekarang saya sadar bahwa orang bodoh
itu tak selama nya bisa di bodohi. Terimakasih saya ucapkan kepada kalian.
Posted by Unknown
at 09.01,
Add Comment
Read more
Seniman Dari Abdya
Dari kecil memang sudah menyukai dentuman dan bunyi-bunyian
seperti rapa’i. “ kalau sudah mendengar rapai, saya tidak bisa tidur kalau
belum melihatnya,” kata amir.
Sore itu Hujan deras mengguyur
perjalan saya , sehingga membuat kami dipaksakan untuk berhenti ditempat foto
copy pak Taisir guru SMA saya dulu. Sambil menikmati hangatnya hidangan kopi di
tengah udara yang sejuk.
Karena rasa penasaran dengan
pemuda satu ini, saya mencoba mencairkan suasana sambil mencicipi kopi yang
agak sedikit manis, sambil tertawa saya pun mencoba untuk bertanya tentang
pengalaman perjalanan hidupnya.
Sukses melakoni dunia seni,
hampir seluruh pelosok Indonesia di datangi. Seorang pemuda lulusan Sarjana
Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar-Raniry Banda
Aceh. Sejak masa kuliah aktif di salah satu Unit Kegiatan Kampus (UKK) Sanggar
Seni Seulaweut. Dengan cepat bisa Menguasai semua bidang, vocal, acting, tari,dan music. Mengantarkan pemuda berkulit putih ini untuk
naik turun pesawat, Medan, Jakarta, Bandung, Kalimantan Barat, Riau, Sulawesi
tengah, dan Bali sudah di datangi. Dalam berbagai acara dan kegiatan.
Mengaku karena sudah terlalu
menyukai dunia seni. Saat mengikuti mata kuliah akhir, kuliah pengabdian
masyarakat (kpm), dikampung Lambaru Angan Aceh Besar. Dia juga sempat
mengajarkan seni kepada anak-anak kampung tersebut. Hingga sampai mendirikan
sebuah sanggar dengan nama Sanggar Seni Bungoeng Jaro.
Setelah menyelesaikan sarjana nya ia pun tidak mau berlama-lama, ia langsung kembali ke kampung halaman desa Lama Inong
Aceh Barat daya. Serta membawa ilmu yang telah di timba selama perkuliahan dan
tidak lupa ilmu seni yang di tekuni selama belajar di sanggar seni seulaweuet.
Aneh seorang sarjana pendidikan agama islam menjadi seorang Seniman, namun
itulah hebatnya Amiruddin.
Putra dari pasangan Abbas dan
Saunnas ini mengaku memang sudah memiliki bakat dari sejak kecil. Darah seni
yang mengalir dari ibunya yang suka merajut, bersyair, membuat ia terbiasa
dengan kesenian
"Ingin melanjutkan kuliah di
bidang seni, namun waktu itu saya belum tahu tentang dunia perkuliahan, saya
tidak tahu bahwa ada jurusan kesenian di Unsyiah, maklum saja karena dari
kampung jadi kami tidak terlalu tau
informasi masalah perkuliahan, akhirnya saya hanya mengikuti tes perguruan
tinggi di IAIN dan lewat di jurusan pendidikan agama, mendengar bahwa di sana
juga ada sanggar Seni Seulaweuet, saya pun langsung bersemangat ingin masuk
kesitu," Lanjut Amir
Sempat menganggur beberapa bulan
karena belum ada tawaran untuk ia mengajar.
“walaupun belum ada tawaran yang datang, saya selalu mengisi hari-hari
dengan meniup seruling dan Rapa’i yang saya punya”. ungkap pemuda murah senyum
ini.
Alasan nya mengapa lebih memilih
berseni “Seniman itu memberi dengan ikhlas. Menghibur orang lain tanpa
mengharap apa pun, karena dalam dunia seni materi itu datang dengan
sendirinya,” imbuhnya kembali.
“Mengajar di bidang pendidikan
agama tetap, akan tetapi lebih banyak mengajar kesenian di sekolah-sekolah,
baik tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Karena
abdya sendiri juga masih kurang guru seni,” tambah Amir saat ditanya sela-sela
minum kopi.
Seni bagi nya sudah seperti
sahabat yang selalu menemani hari-harinya, tanpa seni pemuda ini seakan hidup
nya kurang sempurna. Kini ia telah menetap menjadi
guru seni di beberapa sekolah, SMA Harapan Persada, SMP Tunas Nusa, Mtsn. Dan
juga menjadi ketua di Dewan kesenian
daerah Kabupaten Aceh Barat Daya bidang Musik.
ets...cerita nya belum habis, sabar ya bakalan bersambung.
Posted by Unknown
at 23.15,
Add Comment
Read more
Langganan:
Postingan (Atom)